
Di Sumatera Selatan, khususnya kota Palembang terdapat satu destinasi wisata unggulan salah satunya wisata religi Baital-Qur’an al-Akbar atau sering disebut al-Qur’an raksasa yang berada di Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Kota Palembang. Di Bait al-Qur’an al-Akbar terdapat 30 juz ayat suci al-Qur’an yang dipahat atau diukir dengan ukiran khas Palembang dalam lembaran-lembaran kayu tembesu dengan biaya tidak kurang dari Rp. 2 miliar, dimana masing-masing lembaran kayu tersebut berukuran 177 x 140 x 2,5 cm dan tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.

Al-Qu’ran al-Akbar ini terdiri atas dua cover halaman 1-604 sebanyak 306 lembar terdiri atas juz 1-30.Sedangkan halaman 305-630 terdiri 17 lembar berisi hiasan al-Qur’an, daftar isi dan daftar halaman, tajwid, sambutan-sambutan, mukadimah, pengesahan pentashih, panitia dan daftar donator, tebal keseluruhannya termasuk cover mencapai 9 meter dan menghabiskan 40 kubik kayu tembesu.
Keberadaan al-Qur’an al-Akbar sangat menyita perhatian masyarakat dunia dan menjadi salah satu obyek wisata andalan Kota Palembang dan Sumatera Selatan. Apalagi sejak al-Qur’an tersebut dikukuhkan sebagai satu-satunya yang ada di dunia dan masuk rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Wisata religi Bait al-Qur’an al-Akbar terletak di Pondok Pesantren IGM al-Ihsaniyah, Kecamatan Gandus, Kota Palembang. Dari sisi historis, ide pembuatan ukiran al-Qur’an al-Akbar berasal dari Sofwatillah Mozaik selaku Pembina II Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah, ketika membuat kaligrafi pintu dan ornamen Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Dari pembuatan tersebut terpikir untuk membuat al-Qur’an seperti kaligrafi pintu dan ornamen masjid Agung.

Mushaf inilah pertama kali di pamerkan pada acara peringatan tahun baru Islam yang diketuai oleh H. Marzuki Alie selaku Pembina I. Di perkirakan memerlukan 6-7 tahun untuk menyelesaikannya. Selama ini, proses pembuatan al-Qur’an raksasa dikerjakan di kediaman Syofwatillah dan pada tahun 2008 pembuatan al-Qur’an dari ukiran kayu selesai sampai 30 juz. Setelah selesai pembuatan diberi nama bait al-Qur’an al-Akbar atau Al-Qur’an raksasa.

Al-Qur’an ini menjadi al-Qur’an terbesar dan pertama di dunia di buat pada media dari kayu jenis tembesu. Ukiran Al Qur’an Al-Akbar ini diresmikan oleh Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 30Januari 2012 yang dihadiri oleh delegasi konferensi parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Pada awal-awal selesai pembuatan ukiran al-Qur’an terbesar ini sebelum resmi dipublikasikan, sengaja di pajang seluruh ayat-ayat suci di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga tahun untuk mendapat koreksi dari seluruh umat dan pengunjung yang datang.
Berdasarkan penuturan Ust. Moh. Faizal selaku pengawas di Ponpes IGM Al-Ihsaniyah Palembang, pengujung di baital-Qur’an akbar sangat banyak hampir 600 ribu tiap tahunnya.Berkat bait al-Qur’an al-Akbar tingkat pemahaman agama dan keinginan untuk melaksanakan kewajiban agama bagi masyarakat sekitar pondok pesantren terbangun. Apalagi setiap saat mereka selalu diperdengarkan lantunan ayat suci al-Qur’an dari pondok pesantren, maupun dari bait al-Qur’an al-Akbar maupun lagu-lagu bertema Islami lainnya.

Sumber:
Mubarat, Husni dan Heri Iswandi. 2018. Aspek-aspek Estetika Ukiran Kayu Khas Palembang Pada Al-Qur’an Al-Akbar. 20(2): 140.
Meriyati, dan Haris Aravik. 2017. Dampak Wisata Religi Bait Al-Qu’ran Al-Akbar. 8(2): 236.