Melati karangan merupakan sebuah lagu tradisional berbahasa Melayu Palembang. Penamaan Melati Karangan karena menurut tradisi masyarakat Melayu Palembang, karangan dari bunga melati merupakan simbol dari kecantikan dan kesopan santunan yang tersusun indah seperti bunga melati di dalam karangan bunga. Kata karangan pada karangan bunga melambangkan perempuan yang telah disunting pria dan nantinya menjadi sosok ibu yang memakai baju kurung dan juga selendang khas daerah Palembang. Keseluruhan simbol yang diungkap pada lagu Melati Karangan merupakan suatu bentuk kegiatan upacara adat pernikahan dan tanda penghormatan kepada perempuan dan ibu-ibu di Palembang seperti yang disebutkan dalam lirik tando tuonyo yang merupakan tanda seorang yang dituakan atau yang dihormati.

Pada lagu tersebut diungkapkan gambaran ciri khas gadis Melayu Palembang seperti yang terdapat pada lirik berupa kata lenggak dan subangnya. Selain itu, diungkap pula ciri khas ibu-ibu Melayu Palembang dengan gambaran Baju Kurung dan selendang. Lagu Melati Karangan menjadi bagian tradisi penghormatan dan penyambutan tamu perempuan yang diagungkan. Lagu ini masih berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Melayu Palembang hingga saat ini. Tradisi penghormatan dan penyambutan tamu dalam budaya masyarakat Melayu adalah hal penting. Hal ini berkaitan dengan hubungan persaudaraan yang merupakan aspek penting pada masyarakat Melayu.

Lagu Melati Karangan memiliki makna dalam mengekspresikan seni itu sendiri. Kesenian sebagai media ekspresi sosial dan kesadaran yang paling inti dari salah satu budaya atau dari beberapa budaya di antaranya dapat dilihat pada bentuk tema “syair lagu”. Seperti pada bait lagu sebagai berikut:
- Melati Karangan sunting aisan gadis Palembang ai bagus nian. Makna yang terkandung dalam kalimat ini yaitu Melati Karangan atau karangan bunga melati menandakan anak gadis cantik yang berasal dari Palembang yang nantinya akan dipersunting seorang lelaki. Istilah Melati Karangan atau bunga melati digunakan sebagai hiasan seorang wanita Palembang
- Rambut disuri bergelung malam. Kalimat ini memiliki makna memiliki rambut yang indah dengan sisiran yang rapih, bergelung malam
- Berambut panjang itu tandonyo asli Palembang ai cantik nian. Makna yang terkandung dalam kalimat ini adalah memiliki rambut yang panjang menandakan kecantikan asli wanita Palembang, karena rambut merupakan mahkota bagi seorang wanita
- Tingkah lakunyo alep dan sopan. Makna yang terkandung dalam kalimat ini adalah wanita yang memiliki tingkah laku yang alep dan sopan dalam artian tata krama yang baik, sopan santu, dan menghargai orang yang lebih tua
- Kalu bejalan tando gadisnyo memakai subang ai belenggang nian. Kalimat ini memiliki makna seorang wanita Palembang kalau berjalan menandakan gadisnyo memakai subang atau gadis memakai anting panjang yang disebut subang
- Tando tuonyo baju kurung betedung selendang. Kalimat ini memiliki makna tanda orang yang tua atau telah memiliki keluarga suami, anak dan cucu mencirikan memakai baju kurung betedung selendang, baju yang tertutup atau ciri khas baju Palembang dan penutup kepala seperti selendang, baju kurung dan bertudung selendang ini biasanya digunakan pada saat menghadiri acara adat, acara festival atau resepsi pernikahan di kota Palembang.
Sumber : Kautzar1, Awang. 2017. Karakteristik Musik Melayu: Studi Kasus Lagu Melati