
Masa kejayaan Kota Palembang tak bisa dilepaskan dari era pemerintahan Kesultanan Mahmud Baddaruddin I. Selain Benteng Kuto Besak, ada satu lagi peninggalan Sultan Mahmud Badaruddin I yaitu komplek makam Kawah Tekurep. Di area tersebut dimakamkan keluarga sultan yang pernah berada di pemerintahannya. nama ‘kawah tekurep’ diambil dari bentuk cungkup (kubah) yang menyerupai kawah yang terbalik dalam bahasa Palembang berarti tekurep. Kompleks Pemakaman Kawah Tekurep ini biasa disebut warga setempat sebagai kawasan Kompleks Makam Lemabang karena lokasinya terletak di daerah Lemabang, tepatnya di Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II yang saat ini berjarak sekitar 100 meter dari Sungai Musi.

Situs kawah tekurep merupakan makam kesulatanan Palembang, salah satunya yaitu makan Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo beserta istrinya seperti Ratu Sepuh, Ratu Gading, Mas Ayu Ratu, Nyai Mas Naimah. Selain itu juga ada guru besar Sultan Mahmud Badaruddin I yaitu Habib Abdullah bin Indrus Al-Idrus yang merupakan Imam Kubur. Semua makam yang dijelaskan tadi terletak di Cungkup I (Bangunan I).
Pada Cungkup II, terdapat makam Pangeran Ratu Kamuk (1755 M), beserta istrinya Ratu Mudo, dan Imam Kubur Sayyid Yusuf Al-Angkawi. Sementara di Cungku III, adalah makam Sultan Ahmad Najamuddin (1776 M), istrinya Masayu Dalem, serta Imam Kubur Sayyid Abdur Rahman Maulana Tugaah. Kemudian di Cungkup IV, terdapat makam Sultan Muhammad Bahauddin (1803 M), istrinya Ratu Agung, dan Imam Kubur Datuk Murni Hadadd. Ada Beberapa makam lain yang tidak terbaca namanya selain makam-makam yang terlindung dalam Cungkup, di sekeliling komplek juga terdapat ratusan makam lain yang merupakan keturunan dan keluarga Sultan.

Arsitektur makam ini merupakan gabungan dari arsitektur Melayu, India dan China yang membuat kompleks pemakaman ini menunjukan sebuah perpaduan budaya. Makam Kawah Tekurep dibangun dengan menggunakan tiga unsur, yaitu kapur pasir, putih telur, dan batu. Makam ini dibangun dengan bersamaan dengan pembangunan masjid Agung Palembang.

Motif nisan dari makam Sultan Mahmud Badaruddin I, terdiri dari jirat yang memiliki warna merah hati dan ukiran pada nisan yang didominasi dengan warna hijau dan emas disekitaran ukirannya. Jirat pada nisan ini terbuat dari batu granit yang berbentuk segi empat dan memiliki 2 buah nisan dengan bentuk yang pipih (tipe nisan Demak Troloyo). Motif yang terdapat pada nisan, yaitu sulur-suluran, bunga ceplok, gunungan, bunga padma, dan medalion. Hiasan medallion terdapat pada bidang dalam nisan disebalah utara yang berisikan tulisan arab, menerangkan nama Sultan Mahmud Badaruddin I dan angka tahun 1758 M dan nisan sebelah selatan terdapat inskripsi arab yang berisi petikan salah satu ayat Al-qur’an (Muhtiar, 2018:39).

Makam Ratu Sepuh memiliki motif makam yang sama dengan makam Sultan Mahmud Badaruddin I, yaitu jirat berwarna merah hati dan juga nisan yang didominasi oleh warna hijau dan emas. Pada makam ini jiratnya juga berbentuk empat persegi Panjang, yang memiliki motif geometris, awan, salur-saluran, bunga ceplok, tumpai, dan medallion (Muhtiar, 2018: 39).
Makam Ratu Gading juga memiliki motif makam yang tidak jauh berbeda dengan makam yang lainnya, yaitu memiliki jirat berwarna merah hati dan nisan yang didominasi oleh warna hijau, emas dan memiliki sedikit warna merah hati di sekitar ukiran nisan. Jirat pada makam ini terbuat dari batu granit yang berbentuk persegi panjang. Nisannya juga berjumlah 2 buah dengan bentuk pipih juga. Motif pada nisan, yaitu sulur-suluran, bunga padma, gunungan, dan medallion (Muhtiar, 2018: 38)
Makam Mas Ayu Ratu terdiri dari jirat yang berwarna merah hati dan nisan ukiran berwarna emas dan merah hati sebagau pelengkapnya, dengan warna hijau dipinggiran. Jiratnya juga terbuat dari batu granit yang berbentuk persegi Panjang yang memiliki 2 buah nisan dengan bentuk pipih. Pada nisa terdapat motif hias seperti sulur-suluran, bunga padma, dan terdapat swastika karena Mas Ayu merupakan keturunan dari Cina (Muhtiar, 2018: 39). Makam Nyai Mas Naimah memiliki jirat berwarna hijau dan nisan yang didominasi oleh warna hijau dan emas. Akan tetapi, nisan pada makam ini merupakan nisan yang polos yang tidak memiliki pahatan dan terdapat keramik yang bermotifkan bunga.

Secara umum, makam Kawah Tekurep memiliki luas mencapai 1 hektar, yang terdiri dari 6 bangunan makam yang diperuntukkan bagi sultan dan orang-orang tedekatnya, sedangkan makam yang berukuran kecil yang ada di bagian depan bangunan utama makam kawah tekurep merupakan makam yang diperuntukan bagi anak-anak keturunan, abdi dalem, dan para panglima.






Makam di Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Makam di Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Jalan di Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Makam-makam di Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Makam Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo di Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Pengunjung di Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Salah satu Makam Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Salah satu makam di Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Komplek Pemakaman Kawah Tekurep Komplek Pemakaman Kawah Tekurep