
Sampai saat ini, Kain Songket belum diketahui secara pasti kapan mulai digunakan oleh masyarakat Palembang. Tetapi, terdapat dua pendapat mengenai awal penggunaan Songket yaitu beberapa ahli berpendapat Kain Songket telah ada di masa Kerajaan Palembang (1455-1659) dan pendapat lainnya mengutarakan bahwa Kain Songket telah digunakan pada masa Kesultanan Palembang (1659-1823). Kain Songket merupakan kain yang digunakan oleh raja-raja sebagai simbol kebesaran. Berdasarkan, pendapat pertama mengutarakan belum ada songket berbentuk kain yang songket yang berbentuk selendang (kemben). Songket berfungsi sebagai keradong yang pemakaiannya dilakukan dengan cara diselempangkan di bahu dengan kedua ujungnya menjuntai ke dada. Baru pada tahun 1900-an, selendang songket dibuatkan padanannya, yaitu kain.

Pendapat kedua, meyakini songket ada sejak Kerajaan Sriwijaya, dimulai sejak ramainya perdagangan internasional. Posisi Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan menjadikan interaksi dengan berbagai bangsa. Interaksi tersebut menghasilkan percampuran budaya yang saling mempengaruhi dan menjadi Songket yang kita kenal kita sekarang. Kain Songket mempunyai beragam diantaranya motif Nago Besaung, motif Bungo Cino, motif Bungo Pacik, dan sebagainya.

Sumber : Efrianto, dkk. 2012. Inventarisasi Perlindungan Budaya: Songket Palembang di Provinsi Sumatera Selatan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang