
Manusia, hewan, dan segala yang bernyawa di dunia ini pasti akan mengalami kematian. Akan tetapi, tidak ada yang tahu pasti kapan kematian akan tiba. Saat kematian tiba, tidak ada yang dapat menghindarinya, termasuk orang-orang yang dianggap memiliki pengetahuan, kecerdasan, dan disegani pun tidak akan dapat menolaknya. Ketika kematian tiba, maka umumnya jasad akan melalui berbagai rangkaian upacara, seperti dimakamkan, dikremasi, dihanyutkan ke sungai, dan sebagainya berdasarkan kepercayaan dan adat masing-masing daerah. Keluarga atau kerabat dan orang-orang yang memiliki hubungan atau mengenal orang yang dimakamkan, maka mereka akan melakukan ziarah.

Ziarah menurut KBBI (2016) ialah kunjungan ke tempat-tempat yang dianggap keramat dan mulia (makam dan sebagainya). Di Palembang sendiri terdapat salah satu tradisi ziarah, yakni Ziarah Kubro. Ziarah Kubro secara harfiah berarti ziarah kubur. Ziarah Kubro di Palembang dapat dimaknai sebagai kunjungan secara massal ke makam-makam habib atau ulama dan keturunan Kesultanan Palembang Darussalam yang telah dilakukan secara turun-temurun. Ziarah Kubro mulai dikenal secara luas saat Islam mengalami perkembangan yang pesat di Palembang sekitar abad ke-16 M yang ditandai dengan meningkatnya peran warga keturunan Arab menjadi penasihat ataupun guru spriritual raja. Puncaknya terjadi pada awal abad ke-19 M, Palembang menjadi pusat komunitas Arab di pulau Sumatera seperti Aceh. Hal ini dapat terjadi sebagai dampak dari kebijakan sultan Mahmud Badr-al-Din sebagai sultan Palembang Darussalam yang memberikan ruang bagi komunitas keturunan Arab untuk menetap di wilayah Palembang dan menjalin hubungan harmonis dengan warga lokal.
Ziarah Kubro pertama kali dilaksanakan oleh masyarakat Arab, kemudian berkembang ke masyarakat Palembang secara umum, hingga saat ini acara ini dihadiri oleh ribuan orang, baik dari Sumsel, Sumatera, luar Sumatera dan Luar Negeri (Misalnya: Malaysia) yang dilaksanakan setiap tahun. Awalnya dilaksanakan setiap dua minggu sebelum Ramadhan, namun saat ini dilaksanakan pada minggu terakhir bulan sya’ban. Ziarah ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya introspeksi diri dan mengingatkan kembali memori kolektif para peserta ziarah akan besarnya peran para ulama dan pemimpin Kesultanan Palembang Darussalam dalam menyebarkan agama Islam dan membangun Palembang pada masanya. Bahkan, Palembang dapat menyaingi pembelajaran agama Islam. Palembang pada masa Kesultanan Palembang Darussalam mengalami perekonomian yang sangat maju dengan berbekal ekspor lada dan timah sebagai komoditas utama dalam mendorong laju perekonomian. Selain itu, ziarah kubro saat ini juga telah menjadi salah satu destinasi wisata religi di kota Palembang.
Dalam pelaksanannya, agenda Ziarah Kubro biasanya dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut. Tempat yang dikunjungi setiap tahun hampir sama. Berikut merupakan beberapa makam dan tempat-tempat yang dikunjungi saat Ziarah Kubro dilaksanakan pada tahun 2017, yakni hari pertama: ziarah ke Pemakaman Al Habib Ahmad bin Syech bin Shahab dan Al Habib Aqil bin Yahya, Masjid Darul Muttaqien, Makam Habib Aqil bin Yahya, Pemakaman Al Habib Ahmad bin Syech Shahab, Jl Dr M Isa Palembang, Rauhah dan Haul Ad Dai Ilallah Al Habib Ahmad bin Abdullah Alhabsyi, Ponpes Ar Riyadh, Jl KH Azhari 13 Ulu Palembang. Hari kedua, Ziarah Pemakaman Auliya dan Habib Telaga Swidak dan As Seggaf, Rumah Al Habib Ahmad bin Hasan Al Habsyi (Karang panjang), Kompleks Makam Auliya dan Habaib Telaga Swidak, Komp. As Seggaf, Haul Al Faqihil Muqaddam, Al Habib Abdurrahman As Seggaf, Kampung Awaliyyin Al Munawwar 13 Ulu Palembang. Hari ketiga dan puncak ziarah, Haul Al Habib Abdullah bin Idrus Shahab dan Al Habib Abdurrahman Al bin Hamid, Rumah Sejarah Sungai Bayas (Pasar Kuto, 8 Ilir), Pemakaman Pangeran Syarif Ali BSA, 5 Ilir, Pemakaman Kesultanan Kawah Tengkurep, 3 Ilir, Pemakaman Auliya Kambang Koci, 5 Ilir. Saat melakukan ziarah, peziarah membaca do’a dan ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika selesai ziarah, mereka akan berkumpul dan makan bersama. Biasanya nasi kebuli telah disiapkan bagi para peziarah.

Daftar Pustaka
Amri, P., & Maharani, S. D. (2018). Tradisi ziarah kubro masyarakat Kota Palembang dalam perspektif hierarki nilai Max Scheler. Jurnal Filsafat, 28(2), 160-179.
Inge, Nefri. Menelusuri Makam Tujuan Ziarah Kubro di Palembang. Liputan6.com. 29 April 2019
Siregar, Raja Adil. Umat Muslim Mancanegara Hadiri Ziarah Kubro di Palembang. News.detik.com. 06 Mei 2018. Team Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Nikah. Kbbi.kemendikbud.go.id. diakses pada 07 Agustus 2020
Ziarah kubro ini dulunya hanya ziarah biasa yg dilakukan 1 hari ketika menjelang bulan ramadhan, sama seperti tradisi masyarakat indonesia mengujungi makam para sanak ketika menjelang bulan ramadhan. Entah mengapa kenapa ziarah ini bisa banyak pengikutnya sehingga ziarah ini dinamakan ziarah kubro